Pertanian tidak meululu berkutat di lahan dan melakukan aktifitas menanam saja, ternyata banyak bidang yang harus dilaluinya, seperti pembibitan, pemupukan, dan pemasarannya. Dan usaha pembibitan tidak harus dilakukan di lahan yang luas saja, bahkan dalam skala industri maupun rumahan sudah bisa dilakukan dalam lahan yang tidak harus luas. Terkadang petani tidak bisa menyediakan bibit unggul sendiri karena kesibukannya mengelola lahan.
Tingginya kebutuhan petani bahkan perusahaan-perusahaan agrobisnis akan bibit unggul membuka peluang bagi siapa saja yang ingin terjun ke bidang usaha ini. Selain itu banyaknya lahan yang tidak tergarap, di satu sisi, dan komunitas-komunitas sosial yang peduli terhadap penghijauan di muka bumi indonesia sekaligas pemuliaan tanaman-tanaman yang sudah mulai langka di sisi lainnya mendorong Hendra Suryakusumah, Beliau adalah Sarjana Fisika Unpad 91 yang saat ini yang bekerja di Perusahaan Minyak di Qatar, namun sangat peduli terhadap penghijauan di Indonesia. mendirikan perusahaan agrobisnis yang diberi nama RHIN Biotechnology yang merupakan bergerak di bidang pembibitan tanaman dengan teknologi Kultur Jaringan. Kata RHIN dibentuk dari inisial anggota keluarga founder RHIN Biotechnology, Hendra Suryakusumah. RHIN diambil dari huruf pertama Rahma, Hendra, Inaaya, dan Niniek. Rahma dan Inaaya adalah dua orang puteri beliau dan Niniek adalah istri beliau.
Teknologi Kultur jaringan adalah teknologi yang bisa menghasilkan jumlah bibit yang saangat banyak dalam jangka waktu yang relatif singkat pada lahan yang tidak terlalu luas, seperti laboratorium, dan hasilnya pun akan relatif identik dengan indukannya. Jika indukannya adalah indukan yang unggul, maka bibit yang dihasilkan akan unggul, demikian juga sebalikanya. Sebagai contoh Usaha yang telah didirikan ini sejak 17 Agustus 2014 ditargetkan bisa menghasilkan 1000 bibit pisang yang sedang menjadi tren saat ini dalam jangka waktu 1 bulan pada bangunan yang ukurannya kurang dari 100 m2, dan membutuhkan lahan untuk persemaian kira-kira cuma 4 m2 per 1000 bibit. Dan diharapkan Usaha ini juga
Saat ini saja Indonesia masih merupakan perusahaan penghasil pisang no.7 dunia hanya 6,3 juta ton per tahun dan ini masih kalah dengan Filipina yang sudah 9 juta ton, walaupun luas area indonesia lebih besar dari Filipina, India saja produksi pisangnya mencapai 26,2 juta ton per tahun dan Uganda dengan 10, 5 juta ton. [sumber: http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/327152-indonesia-penghasil-pisang-terbesar-7-dunia]
Selain Pisang, Bambu, terutama Bambu Balku untuk Pulp & Paper, Ubi Kayu/Singkong Manihot Esculenta untuk Bioetanol, Singkong Gajah untuk pengganti Terigu (Tepung Mokaf) dan tentu saja Tebu untuk Bahan Bakar Pesawat, serta Keladi Tikus untuk Kangker dan tanaman-tanaman ekonomis lain dengan tingkat kebutuhan yang masih tinggi. Bahkan baru-baru ini adanya permintaan Bibit Kakao untuk kebutuhan Ekspor, dan ini masih membuka peluang-peluang usaha lainnya. Dengan Teknologi Kultur Jaringan kebutuhan-kebutuhan ini diharapkan bisa segara terpenuhi.
http://rhinbiotechnology.com
Reviews:
Posting Komentar